Selasa, 14 April 2009

Bencana kekeringan yang menimpa pada pertanaman pangan di Jawa Tengah selama tahun 2008 dilaporkan terjadi di beberapa kabupaten yaitu Semarang, Kota Semarang, Grobogan, Sragen, Karangayar, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Pekalongan, Brebes, Tegal, kota Tegal, Pemalang, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Pati, Blora, Rembang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo.

Berdasarkan hasil pemantauan, pertanaman padi yang mengalami kekeringan adalah yang ditanam pada areal (sawah) tadah hujan, yang sebenarnya menurut anjuran/pola tanam adalah untuk ditanam palawija. Pertanaman yang dilaporkan sering mengalami puso karena terkena bencana alam kekeringan diantaranya padi, kedele, pisang dan Jagung.

Sesuai dengan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi Semarang, prakiraan permulaan Musim Kemarau 2009 rata-rata berkisar antara bulan April Dasarian II sampai dengan Juni Dasarian II. Daerah yang paling awal (April Dasarian II) mengalami kemarau diantaranya Rembang, Brebes Utara dan Kota Tegal. Informasi prakiraan permulaan Musim Kemarau 2009 serta himbauan untuk mengambil langkah-langkah antisipasi hendaknya segera disosialisasikan ke daerah terutama sampai di tingkat lapang.

DAERAH-DAERAH POTENSI KEKERINGAN PADA PERTANAMAN PERTANIAN :

Sangat Rawan

Rembang, Blora, Grobogan, Wonogiri, Sragen, Pati, Kudus, Demak, Klaten, Sukoharjo, Boyolali

Rawan

Brebes, Tegal

Potensi

Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Magelang, Semarang, Kudus, Jepara, Karanganyar

Aman

Wonosobo, Temanggung

Hama dan Penyakit yang Muncul di Musim Kemarau:

Hama dan penyakit yang berpotensi muncul dan berkembang pada musim kemarau pada beberapa jenis tanaman adalah sebagai berikut:

  1. Padi diantaranya Tikus, Penggerek batang, Penyakit hawar bakteri, Ulat grayak, WBC, Tungro, Walang sangit, Hama putih
  2. Jagung diantaranya Pengerek batang, Belalang, Tikus, Penyakit bulai, Wereng jagung
  3. Kedele diantaranya Ulat grayak, Belalang, Tikus, Ulat penggulung daun, Kutu kebul
  4. Kacang hijau diantaranya Penggerek polong, Ulat pengulung daun, Tikus, Kutu kebul
  5. Cabe diantaranya Trips, Lalat buah, Lalat liriomyza, Virus kuning, Ulat grayak, Kutu dan persik
  6. Kentang diantaranya Pengorok daun, Trips, Nematoda sista kuning, Busuk basah daun, Virus
  7. Bawang merah diantaranya Ulat bawang, Ulat grayak, Pengorok daun, Trotol
  8. Semangka diantaranya Trips, Layu Fusarium, Belalang

STOK PESTISIDA

Persediaan pestisida untuk diperbantukan kepada petani jika terjadi eksplosi OPT dan untuk pengendalian daerah sumber serangan. Beberapa OPT penting yang sering muncul diantaranya penggerek batang padi, wereng batang coklat, tikus dan penyakit kresek & tungro, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Jawa Tengah menyediakan stok pestisida yang dialokasikan di 6 unit BPT (Brigade Proteksi Tanaman)/Lab PHP di Pemalang, Semarang, Pati, Sukoharjo, Temanggung dan Banyumas. Permohonan bantuan pestisida untuk pengendalian OPT didasarkan atas rekomendasi Petugas Pengamat Hama Penyakit setempat.

UPAYA ANTISIPASI

Bencana Kekeringan:

Bencana kekeringan pada umumnya terjadi pada lahan-lahan tadah hujan dan lahan-lahan irigasi yang paling ujung dimana debit air pada saluran sudah sangat kecil sehingga pada saat jumlah air sangat terbatas tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan tanaman.

· Menghimbau kepada petani agar mematuhi peraturan atau kesepakatan penentuan pola tanam setempat, dengan memilih jenis tanaman yang kurang membutuhkan air atau tahan kekeringan pada Musim Kemarau sehingga kerugian akibat pertanaman mengalami kekeringan dapat diantisipasi.

· Perbaikan saluran irigasi

· Melakukan pompanisasi dengan memanfaatkan air permukaan, memanfaatkan embung, sumur pantek dan fasilitas lain penampung air.

· Memanfaatkan data/informasi cuaca/iklim dari BMG untuk menentukan pola tanam dan waktu tanam.

· Melaksanakan Sekolah Lapang Iklim sebagai upaya pemberdayaan petani dalam memahami informasi/data iklim dan cuaca untuk kepentingan penetapan waktu tanam dan pola tanam.

Serangan Hama/Penyakit Tanaman:

Upaya pengendalian telah dilaksanakan, namun demikian masih perlu ditingkatkan agar lebih efektif dalam menekan pekembangan serangan hama/penyakit.

1. Pengendalian Hama Penggerek Batang dengan pemasangan pias musuh alami parasitoid Trichogramma sp.

2. Selain dengan menggunakan pestisida, di daerah Pati dan Sukoharjo upaya pengendalian Hama Wereng Batang Coklat telah menggunakan Agens hayati Beauveria bassiana dan Metharizium sp. terutama pada saat tanaman masih muda, dan populasi Hama WBC masih sedikit.

3. Untuk pengendalian Hama Tikus denan pengumpanan seluas 3.72 ha, sedangkan 11.281 ha, adalah cara lain dengan penerapan gropyokan dan pengemposan pada fase pra tanam, pemagaran plastik pada fase tanaman vegetatif, serta pemasangan bubu perangkap tikus dan penggunaan alpostran.

4. Pengendalian Penyakit Kresek di tingkat lapang pada umumnya dilaksanakan dengan mengurangi penggunaan pupuk N (Urea) serta penggunaan bacteri antagonis jenis Corynebacterium sp. Pengendalian dengan pestisida mencapai 387,5 ha.

5. Menghimbau kepada petani menerapkan prinsip pengendalian secara terpadu, serta mengutamakan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar