Minggu, 15 Maret 2009

Karawang (10/12/2008) Penguatan petani melalui penumbuhan kelembagaan, merupakan hal yang tepat dan layak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Muaranya adalah penguatan posisi tawar dan peningkatan pendapatan petani.
Kelompok Tani “Wargi Mukti” memang bukan hanya sebatas nama. Tetapi merupakan wadah tempat berpadunya kesadaran yang tumbuh dari bawah (petani) untuk bersatu dan bekerja keras meraih sejahtera. Kita telah berada di era globalisasi.
Dan “pemberdayaan” memang sebuah kata yang manis, meski keberhasilan upaya tersebut tidaklah semudah membalik telapak tangan. Setumpuk harapan untuk memperkuat posisi tawar dan peningkatan kesejahteraan, harus terus kita kembangkan secara mandiri. Bersatu, bekerjasama dan saling membantu, akan membuat kita kuat.
Mampukah KT Wargi Mukti menjadi salah satu aset pembangunan SDM pertanian di Karawang atau bahkan nasional? Inilah tantangan sang ketua dan anggota KT wargi mukti, ditangan H. Umar Syahid (42), harapan ini akan diraih meskipun jalan itu masih terlalu panjang, sebagai ketua kelompok tani WARGI MUKTI yang baru berdiri pada bulan Agustus 2008, ia menyadari betul bahwa masih membutuhkan bimbingan teknis dari para aparat di lapangan (PPL dan POPT) kelompok tani ini memproklamirkan diri sebagai kelompok tani semi organik (secara bertahap menuju organik) karena untuk 100% organik belum siap prasarananya. Sebagai kelompok tani rintisan tentu banyak kendala yang dihadapi, baik dari perseorangan maupun dari kelompok. Secara administrasi kelompok tani ini berdiri dilingkungan pondok Pesantren Tarbiyatul Athfal yang dikelola oleh Yayasan Annihiyah, pengelolaan lahan yang menjadi tanggung jawab kelompok tani wargi mukti meliputi luas: 40 Ha lahan sawah milik keluarga pesantren, 50 Ha lahan sawah milik masyarakat, dan 25 Ha lahan sawah milik orang tua wali murid.
Kelompok tani wargi mukti mempunyai laboratorium lapang seluas 6x6 m sebagai tempat percobaan perbanyakan agens hayati dan bahan pengendali OPT alami serta pembuatan kompos jerami untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Beberapa agens hayati yang sudah diperbanyak disini antara lain Corynebacterium, Pseudomonas fluorescens (PF), Beauveria bassiana, Metarrhizium sp, dan pestisida nabati.
Pak Haji Umar Syahid sendiri mengelola lahan seluas 2,8 ha yang ditanami padi secara semi organik dengan tanam bibit sebatang. Pemupukan organik menggunakan kompos jerami sebanyak 3 ton hasil dari rumah kompos yang dikelola bersama kelompok taninya.
Untuk sementara kebutuhan kompos hanya untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya namun tidak mustahil suatu saat bersama binaannya akan mampu menghasilkan kompos untuk seluruh anggotanya. Menurut pak haji sudah saatnya kita mengurangi ketergantungan akan pupuk anorganik (pupuk pabrikan). Ini akan dilakukan pada kelompoknya terlebih dahulu. Awal mula ketertarikan pak haji terhadap pertanian organik dimulai dari hobinya membaca literatur mengenai padi organik, keyakinan itu bertambah tebal manakala pak haji mendapat kesempatan menimba ilmu organik menjadi peserta magang di Ciamis yang diselenggarakan oleh IPPHTI.
Tekad pak haji ingin merubah image kota Karawang sebagai kota yang terkenal akan “Goyang Karawang” yang berkonotasi negatif menjadi kota lumbung padi organik.
Harapan itu tidaklah berlebihan apabila mulai dari kelompoknya berusaha keras mewujudkan keinginannya yang luhur. Selama ini hasil padinya per hektar 6 ton dengan modal 10 juta, dan hasilnya 12,5 juta, jadi ia hanya mendapatkan keuntungan cuma 2,5 juta selama satu musim tanam. Keuntungan yang sangat minim yang tidak sesuai dengan jerih payahnya. Dalam perenungannya pak haji tidak menyerah begitu saja, ia memutar otak bagaimana caranya memenuhi kebutuhan pupuk sendiri tanpa 100% tergantung pada pupuk pabrikan dan kalau bisa mengurangi biaya produksi tetapi hasilnya tidak berkurang. Ia menyadari betul bahwa apabila bertani padi organik tidak serta merta hasilnya akan naik tetapi selama tahun ketiga hasilnya akan menurun tetapi lambat laun akan naik produksinya karena kondisi tanah yang kembali subur secara alami, kondisi tanahnya sehat produksinya ramah lingkungan, begitu ia berharap.
Ngobrol bersama pak Haji sungguh mengasyikan dan termasuk orang yang jeli, menurut pak haji di sawah sebenarnya sehabis panen sudah tersedia pupuk dalam bentuk jerami. Dalam satu hektar panen sawah akan meninggalkan kurang lebih 15 ton jerami. Menurut penelitian dalam setiap ton jerami jika diolah akan memberikan pupuk setara dengan 23,5 kg urea, artinya setiap panen sawah sudah menyediakan 15 tonX23,5 kg urea = 362,5 kg urea. Pengolahan tidak susah, cukup menggunakan Trichoderma agens hayati multiguna karena selain mempercepat proses pelapukan sehingga efektif untuk pembuatan pupuk bokhasi selain itu juga berfungsi sebagai musuh alami cendawan-cendawan penyakit tanaman. Untuk itu pak Haji berterima kasih kepada Bu Lilik dan kawan-kawan yang mengajarkan cara memperbanyak Trichoderma sp. (Maksudnya Ir. Lilik Retnowati, Cahyadi Irwan, Wahyudin).
Diakhir obrolannya pak haji memberikan slogan ”Padinya Organik, Petaninya Enerjik, Obatnya Generik” entah apa maksudnya tetapi kalau diterjemahkan barangkali seperti ini, bahwa padi yang dihasilkan organik bebas pestisida menjadi makanan sehat sehingga tubuh petaninya menjadi enerjik, kuat, dan pengobatannya generik artinya biaya pengendalian OPTnya murah karena membuat ramuan pestisida nabati sendiri.
Begitulah kira-kira...!

Ucapan terima kasih kepada Tim Surveilans: Lilik Retnowati, Cahyadi Irwan, H. Wahyudin dan Tim Supervisi Pina. Tak lupa POPT Bpk Ahmad Nurdin dan Pak Endoh yang punya wilayah, serta untuk Pak Haji Umar selamat berjuang dan berkarya....
|

Halaman web ini telah dibuat oleh Angela S. Akers



1. 1. IDENTIFYING CHARACTERISITCS Mengidentifikasi CHARACTERISITCS
  • Coryne - comes from the Greek word kory meaning "club-shaped". Coryne - berasal dari kata Yunani kory berarti "klub berbentuk".
  • Straight to slightly curved pleomorphic rods, frequent club-shaped swellings. Lurus ke sedikit lengkung pleomorphic tongkat, sering klub berbentuk swellings.
  • Gram positive, irregularly stained segments are common. Gram positif, irregularly stained adalah segmen umum.
  • Many species have distinctive cell wall components (amino acids in peptidoglycan). Banyak jenis ada komponen khusus dinding sel (asam amino di peptidoglycan).
  • Most species are motile, but some are non-motile. Sebagian besar adalah jenis mobil, tapi ada pula yang non-mobil.
  • Aerobic or faculative anaerobic. Aerobik atau faculative anaerobic.
  • Non-spore forming. Non-spora membentuk.
  • Chemoorganotrophs, mixed fermentative and respiratory metabolism. Chemoorganotrophs, dicampur pernafasan yg menyebabkan peragian dan metabolisme.
  • Non acid-fast. Asam non-cepat.
  • When dividing, cells tend to "snap apart" forming sharp angles that look like 'Chinese letters'. Ketika membagi, sel cenderung "snap selain" membentuk sudut yang tajam seperti 'Cina huruf'.
  • Storage granules common, staining shows refracticle granules in cells. Storage granules umum, staining menunjukkan refracticle granules dalam sel.
The above picture shows a typical corynebacterium. Gambar di atas menunjukkan khas Corynebacterium. Club-shaped cells and irregular staining is readily visible. Klub-sel dan berbentuk irregular staining yang mudah terlihat.


2. 2. TAXONOMIC DESCRIPTION TAXONOMIC PENJELASAN

The genus Corynebacterium consists of procaryotic bacteria that are true bacteria and heterotrophic. Genus Corynebacterium terdiri dari procaryotic bakteri yang benar dan bakteri heterotrophic. Human and animal pathogens, plant pathogens, and non-pathogens are the three different types of corynebacteria. Manusia dan hewan pathogens, tanaman pathogens, dan non-pathogens adalah tiga jenis corynebacteria. Each type has its own characterisitics. Setiap jenis memiliki characterisitics. Human and animal pathogens are generally non-motile and mostly anaerobic. Manusia dan hewan pathogens umumnya non-mobil dan kebanyakan anaerobic. They are Gram positive and have slightly curved rods with irregular segments. Mereka Gram positif dan ada sedikit lengkung dengan tongkat irregular segmen. Snapping division causes a picket fence arrangement of the rods that is a notable characteristic of this type. Gertakan divisi piket pagar yang menyebabkan susunan dari tongkat yang penting adalah karakteristik dari jenis ini. The most notable pathogen is Corynebacterium diphtheria . Yang paling penting adalah pathogen Corynebacterium difteri. Isolated on blood tellurite agar (eg Tinsdale Medium), Corynebacterium grows well on blood agar with the addition of potassium tellurite, which inhibits the growth of normal flora in the throat. Corynebacterium colonies turn a distinctive grey-black: tellurite diffuses into the bacterial cells and is reduced to tellurium metal which precipitates within the cell. Terpencil di tellurite agar darah (misalnya Tinsdale Sedang), Corynebacterium tumbuh dengan baik pada agar darah dengan penambahan kalium tellurite, yang inhibits perkembangan flora normal di tenggorokan. Corynebacterium jempalit khusus koloni abu-abu-hitam: tellurite diffuses ke dalam sel bakteri dan dikurangi menjadi tellurium logam yang precipitates dalam sel.

The picture to the left illustrates snapping division. Gambar ke kiri menggambarkan gertakan divisi. The picture to the right is a wet mount (1,000X) showing club-shaped cells. Gambar di sebelah kanan adalah gunung basah (1000X) menunjukkan klub berbentuk sel.

Plant pathogens have similiar characteristics to the human and animal pathogen type. Pathogens tanaman memiliki karakteristik yang mirip dengan manusia dan hewan jenis pathogen. Less snapping division occurs and some of the species in this group are motile. Kurang gertak divisi terjadi dan beberapa jenis di grup ini adalah mobil. Organic growth facters are needed for growth of these types of corynebacteria. Pertumbuhan organik facters diperlukan untuk pertumbuhan jenis corynebacteria. These bacteria are also strictly anaerobic. Bakteri ini juga sangat anaerobic.

The non-pathogenic class of corynebacteria are poorly described taxonomically. Non-patogen kelas corynebacteria dijelaskan taxonomically yang buruk. These bacteria are hard to differentiate between species due to insufficient data. Bakteri ini sulit untuk membedakan antara spesies karena kurang data. Non-pathogens can be easily confused with at least ten other genera of bacteria. Non-pathogens dapat dengan mudah dengan sedikitnya sepuluh lainnya genera dari bakteri.



3. 3. ISOLATION AND ECOLOGY Pemisahan dan Ekologi

The genus Corynebacterium has so many species that over forty media have been developed for isolation and characterization. Genus Corynebacterium telah banyak spesies yang lebih dari empat puluh media telah dikembangkan untuk isolasi dan karakterisasi. Species of this genus can be isolated from soil, air, water, blood, and even human skin. Spesies dari genus ini dapat diisolasikan dari tanah, udara, air, darah, dan bahkan manusia kulit. Corynebacteria that infect plants or animals or humans usually pathogenic strains. Corynebacteria yang menjangkiti tanaman atau hewan atau manusia biasanya patogen jenis. Several species of corynebacteria that grow on plants cause a variety of plant diseases. Corynebacteria beberapa jenis tanaman yang tumbuh di menimbulkan berbagai penyakit tanaman. One Corynebacterium species causes a disease known as bacterial wilt which infects the seeds of soybeans. Corynebacterium satu jenis penyebab penyakit yang dikenal sebagai bakteri yang wilt infects biji-biji kedelai. The plants become stunted, bean pods are empty, and marginal necrosis of the lower leaves become evident. Tanaman menjadi kerdil, bean pods sedang kosong, dan marjinal kebekuan yang rendah daun menjadi nyata. Tan spot of soybeans is another disease caused by the same species of Corynebacterium . Another plant disease caused by Corynebacterium tritici is spike blight of wheat. Tan spot kedelai yang lain adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis yang sama Corynebacterium. Tanaman lain penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium tritici adalah hawar spike dari gandum. This species also infects the seed of the wheat plant. Jenis ini juga infects keturunan gandum tanaman. Several diseases in humans are caused by species of Corynebacterium . Beberapa penyakit pada manusia disebabkan oleh jenis Corynebacterium. A familiar disease, diptheria, is caused by Corynebacterium diphtheriae . J akrab penyakit, diptheria, disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. This disease is usually contracted by exposure to aerosol droplets or through contaiminated water. Penyakit ini biasanya dikontrak oleh eksposur ke erosol tetesan air atau melalui contaiminated. Humans, especially children, can die from diptheria if the disease is not treated promptly. Manusia, terutama anak-anak, bisa mati dari penyakit diptheria jika tidak segera diobati.



4. 4. ADDITIONAL SOURCES OF INFORMATION SUMBER INFORMASI TAMBAHAN
The American Phytopathological Society. Compendium of Soybean Diseases. 2nd Ed. American Phytopathological Masyarakat. Singkatan dari Kedelai Penyakit. 2. Ed. St. Paul, Minnesota. St Paul, Minnesota. 1982. 1982.

The American Phytopathological Society. Compendium of Wheat Diseases. 2nd Ed. American Phytopathological Masyarakat. Singkatan dari Penyakit Wheat. 2. Ed. St. Paul, Minnesota. St Paul, Minnesota. 1977. 1977.

Fuhrmann, J., Hartel, P., Sylvia, D., and Zubere, D. (1988). Principles and Applications of Soil Microbiology. New Jersey: Prentice Hall Inc. Fuhrmann, J., Hartel, P., Sylvia, D., dan Zubere, D. (1988). Prinsip dan Aplikasi dari Tanah Mikrobiologi. New Jersey: Prentice Hall Inc

Holt, John G. (1984). The Shorter Bergey's Manual of Determinative Bacteriology. 8th Ed. Holt, John G. (1984). The Bergey singkat Manual bakteriologi yang menentukan. 8. Ed. Maryland: The Williams and Wilkins Company. Maryland: The Williams dan Wilkins Company.



5. 5. OTHER LINKS ON CORYNEBACTERIUM LAIN LINKS ON Corynebacterium
Corynebacterium Infections . Infeksi Corynebacterium.

Corynebacterium and Microbial Diversity . Corynebacterium dan Microbial Diversity.

Bakteri Antagonis Corynebacterium yang Ramah Lingkungan

Bakteri antagonis adalah jasad renik (microorganisme) yang mengintervensi kegiatan patogen (penyebab penyakit) pada tumbuhan. Pada dasarnya terdapat 3 mekanisme antagonis yaitu:
  1. Hiperparasitisme : terjadi apabila organisme antagonis memparasit organisme parasit (patogen tumbuhan)
  2. Kompetisi ruang dan hara : terjadi persaingan dalam mendapatkan ruang hidup dan hara, seperti karbohidrat, Nitrogen, ZPT dan vitamin.
  3. Antibiosis : terjadi penghambatan atau penghancuran suatu organisme oleh senyawa metabolik yang diproduksi oleh organisme lain.
Corynebacterium/ bakteri Korin merupakan bakteri antagonis yang mempunyai bentuk elevasi cembung dengan warna coklat susu keruh.
Cara pengendalian ini seiring dengan meningkatnya kesadaran untuk menjaga lingkungan sehat, mendorong aplikasi teknologi yang ramah lingkungan bahkan mengarah pada sistem usaha tani organik.Corynebacterium sangat cocok untuk mencegah layu yang disebabkan oleh bakteri pada daun/ tanaman hortikultura, palawija maupun tanaman Padi sawah.

Perbanyakan Corynebacterium

Produksi massal menggunakan media buatan (cair) EKG/Ekstrak kentang gula
Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan antara lain alat Fermentasi yang sederhana, terdiri dari aerator, KMnO4 (larutan PK), glass wool (sebagai filter), slang plastik, sambungan slang berbentuk L, botol plastik, jerigen/galon air mineral, panci, kompor,baskom, saringan plastik, corong plastik, jarum ose (jarum kawat), lilin, alkohol.
Bahan-bahan terdiri dari kentang 300 gr/1 lt air, gula pasir 20 gr/1 lt air, air (dikonversikan dengan jumlah kentang dan gula),stater (biang) Corynebacterium.

2. Pembuatan EKG
  • Kupas kentang, potong tipis
  • Rebus sampai irisan kentang memutih, kemudian saring larutan ekstrak kentang tersebut
  • Tambahkan gula pasir, aduk hingga larut kemudian saring kembali
  • Sterilkan dengan dandang selama 15 menit pada suhu 120 derajat celcius kemudian dinginkan
  • Masukkan larutan kedalam jerigen kemudian buka mulut botol stater, ambil koloni bakteri dengan menggunakan jarum ose kemudian masukkan/campurkan kedalam jerigen atau tambahkan 5 ml air kedalam botol stater dan lepaskan koloni bakteri dengan bantuan jarum ose. Tutup mulut jerigen rapat
  • Inkubasikan dengan fermenter sederhana dalam ruang bersih dengan suhu 25-27 derajat celcius sekitar 14 hari kemudian dapat digunakan.
3. Aplikasi
  • Siapkan larutan semprot dengan mencampurkan 5 ml larutan Corynebacterium yang sudah jadi kedalam 1 liter air.
  • Siapkan larutan perekat dengan mencampurkan 1 ml kedalam 100 ml air bersih, kemudian campurkan kedalam larutan 1 liter diatas
  • Saring dan masukkan larutan kedalam tangki semprot, kemudian tambahkan 15-16 liter air.
  • Semprotkan pada persemaian dan tertanaman umur 14, 28 dan 42 hst. Lebih baik apabila dilakukan perendaman benih yang siap semai selama 15 menit
  • Konsentrasi 5ml/liter, dengan dosis 2,5 liter formulasi Corynebacterium per ha dengan volume semprot antara 500-600 liter, kepadatan populasi bakteri minimal 10(pangkat)6 Cfu/cc
  • Waktu aplikasi pada sore hari, mulai pukul 15.00 WIB, hindari aplikasi siang hari untuk mencegah pengaruh sinar matahari.

(sumber: Laboratorium PHP wilayah Banyumas)

Corynebacterium


ORGANISM:
  • Genus: Corynebacterium
  • Species: diphtheriae

GENERAL CONCEPTS:

Structure of Mycolic Acid

  • Corynebacteria belong in the family Mycobacteriaceae and are part of the CMN group (Corynebacteria, Mycobacteria and Nocardia).
  • The family Mycobacteriaceae are Gram-positive, nonmotile, catalase-positive and have a rodlike to filamentous morphology (Corynebacteria are often pleomorphic).
  • As a group, they produce characteristic long chain fatty acids termed mycolic acids. In the image to the right, the R-groups represent these chains. For Corynebacteria, chains of 28-40 carbons are common; for Nocardia, chains of 40-56 carbons are produced; for Mycobacteria, the chains are 60-90 carbons in length.

DISTINCTIVE PROPERTIES:
  • Corynebacterial cell walls contain thin spots which leads to some Gram variability and "ballooning" that produces a "club-shaped" cell. Old cells store inorganic phosphate, which can appear as metachromatic granules when stained.

PATHOGENESIS:

Mechanism of Diphtheria Toxin

  • C. diphtheriae is the etiologic agent of diphtheria.
  • These organisms colonize the mucus membranes of the respiratory tract and produce the enzyme neuraminidase which splits N-acetylneuraminic acid (NAN) from cell surfaces to produce pyruvate which acts as a growth stimulant.
  • C. diphtheriae also produces diphthin, which is a protease that inactivates IgA.
  • Toxigenic strains carry the gene tox, which resides on certain bacteriophages; lysogenization leads to toxigenicity.
  • The toxin that is produced is a single polypeptide of 62,000 daltons and contains a single disulfide cross-link. Digestion with trypsin gives 2 fragments, A and B. The B (binding) fragment attaches to cell surfaces then proteases release the A (active) fragment to enter the cell. In the cell, the toxin acts as an ADP-ribosyltransferase, inactivating translation factor EF2.

HOST DEFENSES:
  • Humoral immunity (antitoxin) is important in preventing disease.

EPIDEMIOLOGY:
  • Diphtheria exists throughout the world and occasional outbreaks occur almost yearly.
  • The Schick test can be used to ascertain population risk. This test involves the injection of a minute amount of the diphtheria toxin under the skin. The absence of a reaction indicates immunity.

DIAGNOSIS:
  • Clinical: Muscle weakness, edema and a pseudomembranous material in the upper respiratory tract characterizes diphtheria.
  • Laboratory: Tellurite media is the agar of choice for isolation of Corynebacteria, which produce jet black colonies.

CONTROL:
  • Sanitary: Reduce carrier rate by use of vaccine.
  • Immunological: A vaccine (DPT) prepared from an alkaline formaldehyde inactivated toxin (i.e. toxoid) is required. Passive immunization with antitoxin can be used for patients.
  • Chemotherapeutic: Penicillin, erythromycin or gentamicin are drugs of choice.

eyeball

Valid HTML 4.01! ©1997-2009 Douglas F. Fix. All rights reserved. Click here for information.
free web stats

Corynebacterium is a genus of Gram-positive, aerobic or facultatively anaerobic, non-motile, non-sporulated, rod-shaped actinobacteria. Most do not cause disease, but are part of normal human skin flora. Corynebacteria are a diverse group found in a range of different ecological niches such as soil, vegetables, sewage, skin, and cheese smear. Some, such as Corynebacterium diphtheriae, are important pathogens while others, such as Corynebacterium glutamicum, are of immense industrial importance.[1] The term diphtheroids is used to represent Corynebacteria that are non-pathogenic for example, excluding Corynebacterium diptheriae.

Some nondiphtheria species of Corynebacterium produce disease in specific animal species, and some of these are also human pathogens. Some species attack healthy hosts, and others attack immunosuppressed hosts. Some of their effects include granulomatous lymphadenitis, pneumonitis, pharyngitis, skin infections, and endocarditis. Endocarditis caused by Corynebacterium spp. is particularly seen in patients with indwelling intravascular devices.

Infection by diphtheroids tend to occur in elderly, neutropenic, or immunocompromised patients, and those who have indwelling prosthetic devices such as heart valves, neurologic shunts, or catheters.

Corynebacteria are common skin contaminants. They grow slowly, even on enriched media. The gram stain reveals irregular, rod shaped bacteria, that tend to arrange themselves in "Chinese Letter" and palisade arrangements. Metachromatic granules are usually present representing stored phosphate regions.

Some species of Corynebacterium have sequenced genomes that range in size from 2.5 - 3 Mbp. They can be found in many environments including soil, trees and skin. The non-diptheiroid Corynebecterium can also be found in human mucous membranes. Species of Corynebacterium have been used in the mass production of various amino acids including L-Glutamic Acid, a popular food additive that is made at a rate of 1.5 million tons/ year by Corynebacterium. The metabolic pathways of Corynebacterium have been further manipulated to produce L-Lysine and L-Threonine.

Minggu, 01 Maret 2009

mekanisasi pasar organik

mekanisasi pasar

Oleh
DWI ADE PRATIWI
E1D107040
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kal-Sel

PENGERTIAN PASAR KONKRET DAN PASAR ABSTRAK

Pasar secara sempit diartikan sebagai tempat barang atau jasa diperjual belikan. Sedangkan pengertian pasar secara luas dalam ilmu ekonomi adalah besarnya permintaan dan penawaran pada suatu jenis barang atau jasa tertentu. Pasar konkrit dan pasar abstrak merupakan bagian dari pasar yang dikelompokkan berdasarkan wujudnya.

1.Pasar Konkrit
Konkret berarti nyata atau bisa dilihat secara kasat mata (fisik), maka pasar konkrit dapat diartikan sebagai tempat dimana para pembeli dan penjual barang berkumpul dan bertemu secara langsung, misalnya pasar-pasar tradisional dan swalayan. Ciri-ciri pasar ini adalah sebagai berikut;
a.Wujud pasar konkret yang nyata dan dapat dilihat secara kasat mata.
b.Pelaku ekonomi yang terlibat di pasar konkret dapat dilihat secara nyata. Maksudnya, ada penjual yang sedang menawarkan barang dagangannya dan ada pembeli yang ingin membeli barang dagangannya.
c.Barang yang diperjualbelikan di pasar ini juga terihat nyata. Misalnya, ada sekarung beras yang akan dijual oleh pedagang beras.
Kegunaan pasar konkret bagi kegiatan ekonomi masyarakat sangat besar diantaranya adalah sebagai berikut;
a.Pembeli akan mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan mudah.
b.Penjual juga dapat menawarkan barangnya dengan bebas, karena berkumpulnya sejumlah pembeli di lokasi pasar.
c.Distributor akan mendapat kemudahan dalam mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen.
d.Bagi pemerintah, pasar konkret dapat menambah kas pemerintah melalui pajak dan retribusi.

2.Pasar Abstrak
Abstrak artinya tindak nyata (tidak kasat mata), maka pasar abstrak dapat didefenisikan sebagai pasar dimana proses interaksi antara pembeli dan penjual untuk mencapai kesepakatan tentang harga dan barang tidak secara langsung atau non fisik. Adapun beberapa pasar abstrak yang memegang peran penting dalam kegiatan ekonomi berikut fungsinya adalah sebagai berikut;
a.Pasar modal atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk pembelian dan penjualan surat-surat berharga, misalnya saham dan obligasi. Sedangkan fungsi dari pasar modal ini adalah;
Sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal, perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham atau obligasi ke pasar modal, melalui penjualan saham ini perusahaan akan mendapatkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai proyek.
Sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas produksi, melalui tambahan modal yang diperoleh di pasar modal sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat.
Sebagai salah satu indikasi mengenai situasi perekonomian negara, jika aktivitas penjualan atau pembelian meningkat, maka perekonomian negara pun akan meningkat pula.
b. Pasar valuta asing adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap valuta asing atau mata uang negara lain, seperti dolar, yen poundsterling dan sebagainya. Sedangkan fungsi dari pasar valuta asing adalah;
Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara ke negara lainnya.
Memperlancar terjadinya kegiatan ekspor-impor (perdagangan internasional).
Sebagai tempat berspekulasi.
c. Pasar atau bursa tenaga kerja adalah tempat bertemunya permintaan yang datang dari perusahaan dan penawaran yang datang dari tenaga kerja itu sendiri. Sedangkan fungsi dari pasar atau bursa tenaga kerja ini adalah;
Menyediakan informasi mengenai lowongan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.
d. Pasar atau bursa komoditas adalah tempat bertemunya permintan dan penawaran terhadap barang komoditas (dagangan) yang laku di pasar dunia, seperti kopi, kakao, CPO (Crude Palm Oil) dan sebagainya. Sedangkan fungsi dari pasar atau bursa komoditi adalah;
Tempat untuk memperoleh informasi dan harga produk yang diperjualbelikan.
Tempat untuk mengadakan jual beli dengan mengadakan transaksi efektif maupun spekulatif.
Tempat dan alat untuk mengukur tingkat perniagaan atau perdagangan.
# Transaksi efektif merujuk pada suatu transaksi jual beli di pasar yang diakhiri dengan penyerahan barang dagangan dari penjual ke pembeli
# Transaksi spekulatif merupakan transaksi jual beli secara murni dengan motif mencari untung lebih dominan dimana tidak diakhiri dengan penyerahan barang.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUASNYA PASAR
Luas sebuah pasar di samping tergantung pada luasnya hubungan antara permintaan dan penawaran , tergantung pula pada faktor-faktor sebagai betikut;

1. Barang yang diperjualbelikan dipergunakan dimana-mana
Tidak semua barang dapat diperjualbelikan di berbagai daerah, hal itu karena tidak semua masyarakat memiliki kesamaan jenis dalam produk atau barang yang dikonsumsinya. Misalnya saja sweater tebal sangat berguna bagi para konsumen yang berada diaerah kutub, namun baju itu tidak digunakan olek masyarakat oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian produk tersebut hanya diperjualbelikan di daerah tersebut saja. Sebaliknya, seperti halnya kacang-kacangan (misalnya kacang kedelai) dapat dikonsumsi oleh berbagai ras, daerah dan golongan masyatakat, sehingga produk ini dapat kita jumpai dimana-mana, akibatnya produk tersebut mengalami perluasan pasar.

2. Barang yang diperjualbelikan dapat disimpan lama
Adanya suatu produk yang tahan lama (awet) dapat menciptakan perluasan pasar pada produk tersebut. Misalnya saja produk pertanian berupa sayur-mayur yang mayoritas produk tersebut tidak dapat disimpan lama, sehingga pendistribusiannya tidak begitu luas karena dapat mengakibatkan kebusukan dan berdampak pada biaya penyusutan terlalu banyak, dengan demikian skala pemasarannya hanya sebatas regional saja kecuali bila dilengkapi dengan alat simpan yang canggih. Beda halnya dengan produk pertanian yang berupa biji-bijian yang bisa lebih awet dibanding dengan sayur-mayur, sehingga pendistribusiannya lebih luas dan perluasan pasar terhadap produk ini pun dapat terjadi.

3. Biaya – biaya transportasi

Dalam pendistribusian barang dari tempat produksi suatu produk sampai ketangan konsumen memerlukan transportasi sebagai sarana angkut produk tersebut. Namun sarana tersebut tidaklah gratis melainkan memerlukan biaya, yang pada suatu perusahaan atau unit usaha produksi, biaya transportasi dianggap sebagai biaya variable cost (VC), yang besarnya biaya transportasi berubah–ubah tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan dan jarak yang ditempuh.. Sehingga sudah jelas biaya produksi sangat mempengaruhi perluasan pasar.

4. Standarisasi produk
Kemungkinan mengadakan standarisasi akan mempengaruhi perluasan pasar terhadap barang yang diproduksi. Misalnya saja memberikan standarisasi label halal pada setiap produk makanan, minuman dan obat-obatan sehingga produk tersebut bukan saja dapat dikonsumsi oleh konsumen non muslim melainkan konsumen muslim pun bisa mengkonsumsinya, pencantuman tanggal kadaluarsa, izin BPOM, adanya lisensi ISN (International Standaritation Number) dan lain – lain.



















JENIS - JENIS PASAR HASIL PERTANIAN BERDASARKAN WILAYAH (GEOGRAFIS)

1. Pasar Lokal
Pasar lokal atau pasar pengumpul lokal (local assembling) yang juga disebut sebagai pasar petani (grower market), pasar ini dijumpai di daerah atau sekitar daerah produksi pertanian umumnya berada di desa. Kegiatan terpenting yang dijumpai di pasar ini adalah pembelian hasil pertanian dalam jumlah kecil yang dilakukan oleh pedagang pengumpul, seperti tengkulak, pedagang besar, pedagang besar perantara maupun perkumpulan koprasi dari petani untuk kemudian dikirim dalam jumlah lebih besar ke pasar-pasar sentral dan kepada usaha pengolahan atau pembeli lainnya.
Beberapa produk yang sudah terkumpul di pasar lokal segera disalurkan kepada konsumen lokal. Kegiatan lain yang sangat menonjol di pasar ini adalah adanya sortir, grading dan packing (pengepakan). Pada pasar lokal pertanian yang modern banyak pula dijumpai uasaha pengolahan seperti yang terjadi di kebun buah-buahan dan sayur–sayuran organik dimana pemilik perkebunan membuka restoran dan berbagai produk makanan yang diolahan dari hasil budidayanya.

2. Pasar Sentral
Pasar sentral ini sering juga disebut sebagai pasar teminal (terminal market/ primary market) merupakan pusat-pusat perdagangan. Pasar ini umumnya menerima barang dari pasar lokal, namun adapula yang langsung dari petani, biasanya pasar ini dijumpai di kota-kota besar atau di tempat-tempat pengumpulan lainnya. Sebagian dari produk yang ditampung di pasar ini dijual ke pabrik pengolahan, sebagian lainnya kepada pedagang perantara eceran untuk konsumsi lokal dan sebagian besar dikirim ke kota-kota lain untuk dijual kepada pedagang eceran di kota tersebut.
Seyogyanya pasar sentral didirikan di kota-kota yang letakya strategis, antara daerah produksi dan konsumsi, selain itu juga memiliki fasilitas pengangkutan dan bongkar-muat yang baik. Sebagai pusat pasar, maka di pasar ini ditemukan proses konsentrasi (terutama konsentrasi fisik hasil-hasil pertanian), equalisasi dan disperse, selain itu dijumpai pula lembaga-lembaga tataniaga seperti pedagang besar, pedagang komisi (komisioner), makelar, speculator dan sebgainya. Pedagang besar biasanya membeli barang dalam jumlah lebih besar melalui agen-agennya (komisioner dan makelar) kemudian menjualnya dalam jumlah kecil kepada grosir yang lebih kecil, pedagang eceran, hotel dan restaurant.



3. Pasar ekspor-impor
Pasar ini disebut juga pasar pelabuhan, merupakan pasar pusat bagi barang-barang yang akan dikirim ke luar negri atau ke pulau-pulau. Barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri bersal dari pasar pusat, pasar lokal dan sesekali juga (jarang) dari prodesen (umumnya petani). Lembaga tataniaga terpenting yang beroperasi di pasar eksport-import ini adalah para eksportir, importir, perusahaan pergudangan, pengangkutan antar pulau-antar negara dan lembaga lainnya.



4. Pasar Antar Negara
Pada pasar antar negara yang meliputi pasar dunia dan pasar internasional ini terdapat hubungan antara penawaran dan permintaan barang tingkat dunia. Di pasar ini hanya tersedia monster (contoh barang) yang diperjualbelikan dengan standart-standart tertentu, oleh karena itu standarisasi sangat penting dalam perdagangan antar negara. Berdasarkan waktu transaksi, maka perdagangan antar negara dibedakan atas bentuk perdagangan tunai, yakni transaksi berlangsung secara tunai, dan bentuk perdagangan berjangka yakni transaksi berlangsung pada waktu akan datang. Perdagangan berjangka merupakan jual beli yang didasarkan kontrak bahwa pengiriman atau penyerahan barang niaga tertentu dalam jumlah, mutu, tempat dan waktu tertentu, dengan demikian harga, jumlah, mutu da waktu pengiriman (penyerahan) barang disetujui pada saat tersebut, tetapi pelaksanaan pengiriman dan pembayaran dilakukan pada waktu kemudian. Bila pada pasar antar negara berlangsung perdagangan berjangka, maka pasar antar negara tersebur berupa pasar berjangka pula. Pada pasar berjangka ini beroprasi badan niaga seperti;
a. Hedger yaitu badan yang melakukan jual beli dengan metode hedging (pelaksanaan dua macam transaksi secara simultan yang saling mempengaruhi antara pasar tunai dan pasar berjangka).
b. Speculator adalah mereka yang berdagang dengan harapan dapat mencapai laba pada pasar berjangka dalam suasana perubahan harga.
c. Floor trade adalah speculator yang berdagang dengan langganan sendiri dan selalu siap untuk membeli dan menjual menurut pertimbangan dan keputusannya.
d. Brokerage Firm yang merupakan sarana untuk semua cara kontrak dalam melakkan pasar berjangka dan anggota-anggota brokerage firm masing-masing berdagang untuk langganannya sendiri.





5. Pasar Eceran
Pasar eceran merupakan pusat perdagangan di mana pedagang eceran menjual barang dagangannya dalam jumlah kecil kepda konsumen akhir secara langsung. Pada pasar eceran ini dijumpai berbagai pedagang eceran, ada yang memiliki toko dan hanya sekedar kios yang menjual berbagai macam barang dan hanya sejenis saja, biasanya pasar ini terdapat didaerah pusat konsumsi (kota besar, kota kecil dan pedesaan). Ditinjau dari permodalannya ada yang bermodal besar sampai yang bermodal kecil, hal ini bila dilihat dari tempat konsumen membeli barang kebutuhannya. Di pasar eceran terdapat eating place seperti restauran dan rumah makan (warung nasi).














DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, A.M dan Saefuddin, A.M. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. UI press. Jakarta.

Irawan dan M. Suparmoko. 1998. ekonomi Pembangunan Edisi Kelima. BPFE. Yogyakarta.

Muryati, Sri. Pasar Konkrit dan Pasar Abstrak. Ditulis tanggal 6 Januari 2007 www. e.book.go.id. Diakses tanggal 26 November 2008.

Saroso, Wirohadiharjo. 1964. Pokok-Pokok Ilmu Tataniaga (Marketing). PT Pembangunan. Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia; Teori dan Temuan Empiris. Ghalia. Jakarta.

Winardi. 1998. Kamus Ekonomi. CV Mandar Maju. Bandung.

Pemanfaatan Limbah Ikan untuk Pupuk Organik

Pemanfaatan Limbah Ikan untuk Pupuk Organik

Oleh Hanif Arif Handoko

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas dan hanya 1/5 saja merupakan daratan. Dengan kondisi yang lebih banyak perairannya tinggi maka akan muncul potensi yang besar dalam bidang perikanan. Potensi yang besar itu belum dapat dioptimalkan dengan maksimal sehingga belum menjadi komoditas yang dapat diandalkan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sumber ekonomi yang menjanjikan.

Sektor perikanan belum menjadi ekomis penting bagi sumber ekonomi Indonesia lebih dikarenakan penanganan potensi yang kurang tepat baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Penanganan ikan yang kurang tepat akan menjadikan ikan menjadi barang sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Ini terjadi karena ikan merupakan salah satu jenis produk perikanan yang mudah mengalami kerusakan (most perishable food). Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih terdapat antara 25 - 30% hasil tangkapan Ikan Laut yang akhirnya harus menjadi ikan sisa atau ikan buangan yang disebabkan karena berbagai hal antara lain Keterbatasan pengetahuan dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan. Misalnya, hasil tangkapan tersebut masih terbatas sebagai produk untuk dipasarkan langsung (ikan segar), atau diolah menjadi ikan asin, pindang, terasi serta hasil-hasil olahannya. Selan itu juga tertangkapnya jenis-jenis ikan lain yang kurang berharga ataupun sama sekali belum mempunyai nilai di pasaran, yang akibatnya ikan tersebut harus dibuang kembali.

Untuk memaksimalkan potensi perikanan dan banyaknya ikan yang terbuang sia-sia tanpa ada nilai ekonimisnya maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam memanfaatkan setiap bagaian dalam bidang perikanan salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah ikan atau mungkin ikan-ikan yang tidak ekomomis penting dan ikan yang terbuang sia-sia. Pemanfaatan ini, salah satunya adalah menjadikan pupuk organik.

Untuk itulah, ikan sisa atau ikan-ikan yang terbuang itu ternyata masih dapat dimanfaatkan, yaitu sebagai bahan baku pupuk organik lengkap, yakni pupuk dimana kandungan unsur-unsur makronya terbatas (tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman) dan harus dilengkapi dengan penambahan unsur lainnya sehingga kandungan N (nitrogen)-P (fosfor)-K (kalium)-nya sesuai yang dibutuhkan. Sebagai mana kita ketahui, untuk dapat tumbuh dan berkembang, tanaman perlu nutrisi secara lengkap dan bentuk unsur hara makro yang terdiri dari makro primer seperti N-P-K, serta makro sekunder seperti Ca (kalsium), Mg (magnesium), dan S (belerang). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Fe (besi), Zn (seng), Cu (tembaga), Mn (mangan), Cl (khlor), Bo (borium), Mo (molubdenum)dsb.

Kelompok unsur tersebut sangat membutuhkan dalam jumlah dan susunan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara baik serta hasil sesuai yang diharapkan. Namun, tanah ternyata tidak dapat menyediakan jumlah unsur-unsur tersebut sesuai kebutuhan. Karenanya, agar tanaman tumbuh dan berkembang secara subur, petani harus menambahkan sumber tersebut dalam bentuk pupuk.

Pupuk organik lengkap yang dibuat dari bahan ikan ini bukan barang baru di bidang pertanian, khususnya pertanian buahan-buahan. Ini karena nilai organiknya, baik organik-N, organik-P, dan organik-K yang terkandung didalam tubuh ikan mempunyai kelebihan kalau dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Juga bahwa di dalam ikan masih terkandung unsur-unsur lainnya, khususnya unsur mikro.

Bahan baku ikan untuk memproduksi pupuk organik sangat mempengaruhi kandungan lemaknya. Dengan kandungan lemak yang tinggi, kemungkinan besar bahwa prosesnya berbeda dengan kandungan lemaknya. Dengan kandungan lemak yang tinggi, kemungkinan besar bahwa prosesnya akan lambat atau tidak sempurna. Berbeda dengan kandungan lemak yang sedikit, maka hasil pupuknya akan termasuk yang terbaik.

Kandungan lemak berpengaruh didalam proses pembuatan pupuk organik, karena prosesnya berjalan dalam dua tahap, yaitu proses fisik melalui penggilingan bahan-bahan yang dipergunakan, dan proses biologis yaitu lanjutan proses yang dikenal dengan fermentasi non-alkoholik atau proses ensiling.

Pupuk organik lengkap yang terbuat dari bahan baku ikan memiliki kualitas sebagai pupuk yang lebih dibandingkan dengan pupuk organik lain, apalagi kalau dibandingkan dengan pupuk kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau. di Indonesia saat ini telah banyak beredar pupuk organik yang terbuat dari ikan dengan aneka merk, baik produksi dalam negeri maupun impor. Sayangnya, yang masih memenuhi persyaratan masih terbatas. FAO telah menetapkan kriteria dasar untuk pupuk jenis ini, yakni: kandungan unsur makro harus mempunyai nilai minimal N (12%), P (8%), dan K (6%) disamping kandungan unsur mikro seperti Ca, Fe, Mg, Cu, Zn, Mn, dan sebagainya.

Masih banyak hal yang perlu dikaji lagi mengenai pemanfaatan limbah perikanan untuk produksi pupuk organik. Ini karena masih banyak hal yang menjadikan kendala dalam pembuatan pupuk organik. Kandungan protein dan lemak yang tinggi akan menghambat pertumbuhan dari tanaman pangan tersebut. Perlu adanya terobosan baru untuk mengurangi kandungan lemak dan protein tersebut sebelum diterapkan menjadi pupuk organik atau terdapat tanaman pangan yang cocok dengan pupuk organik dari limbah ikan ini. Tapi melihat peluang ini, pengembangan mengenai pupuk organik ini membuka jalan untuk mengurangi penggunaan pupuk buatan sehingga ke depan akan lebih bisa menjaga kesuburan tanah dengan mineral-mineral tanah yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman pangan. Apalagi di dukung dengan kebijakan pemerintah yang akan menjadikan Pertanian sebagai salah satu tonggak penopan ekonomi negara

Petani Beralih ke Pupuk Organik

Petani Beralih ke Pupuk Organik
Banyak Manfaat yang Dirasakan
KOMPAS/KHAERUDIN
Namora Manalu, petani jeruk di Desa Lobu Tua, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, mengaduk campuran kompos untuk pembuatan pupuk organik, Jumat (20/6). Pupuk organik yang dibuat Namora merupakan campuran kompos, ikan busuk, dedak, dan sekam yang dicampur dengan bakteri pengurai. Petani di Sumatera Utara seperti Namora sekarang ini mulai beralih menggunakan pupuk organik akibat menghilangnya pupuk bersubsidi dan mahalnya pupuk kimia nonsubsidi.
Sabtu, 21 Juni 2008 | 03:00 WIB

Tapanuli Utara, Kompas - Mahalnya harga pupuk kimia nonsubsidi dan menghilangnya pupuk bersubsidi di beberapa daerah di Sumatera Utara, seperti Serdang Bedagai, Simalungun, Toba Samosir, dan Tapanuli Utara, membuat petani daerah tersebut mulai beralih menggunakan pupuk organik. Mereka mengaku bisa mengurangi pengeluaran.

Pusat Koperasi Kredit Sumatera Utara yang memiliki 280.000 orang telah memprogramkan pelatihan penggunaan pupuk organik.

Menurut Pelaksana Manajer Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Sumatera Utara (Sumut) Robinson Bakara, hampir 60 persen anggota Puskopdit Sumut adalah petani. Mereka adalah orang yang paling terpukul akibat menghilangnya pupuk bersubsidi. Di sisi lain, pupuk kimia nonsubsidi, lanjut Robinson, selain harganya tak terjangkau petani biasa, juga sulit ditemukan di pasaran.

”Sekarang kami mulai menganjurkan petani untuk menggunakan pupuk organik. Sebanyak 21 koperasi kredit atau credit union di Sumatera Utara, yang tersebar mulai dari Karo, Humbang Hasundutan, Simalungun, hingga Tapanuli Utara, kami jadikan proyek percontohan untuk penggunaan pupuk bersubsidi,” papar Robinson, Jumat (20/6) di Siborongborong, Tapanuli Utara.

Robinson mengatakan, menghilangnya pupuk bersubsidi dan mahalnya harga pupuk nonsubsidi membuat Puskopdit Sumut ikut menanggung akibatnya.

”Petani anggota kami kan mengambil kredit untuk membeli sarana produksi. Mahalnya harga pupuk nonsubsidi dan menghilangnya pupuk bersubsidi dari pasaran membuat mereka tak lagi bisa bertani. Ini membuat petani tak bisa lagi mengembalikan pinjaman ke koperasi,” tuturnya.

Di Siborongborong, pupuk organik mulai digunakan petani jeruk. Netty Sianipar, petani jeruk di Desa Lobu Tua, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, telah satu tahun menggunakan pupuk organik. Menurut Netty, dia mulai menggunakan pupuk organik setelah mendapat pelatihan di Puskopdit Sumut.

Netty yang merupakan anggota Koperasi Kredit Satolop Siborongborong mengaku banyak merasakan manfaatnya setelah menggunakan pupuk organik.

”Manfaat yang jelas saya rasakan adalah ongkos produksi yang berkurang drastis. Jika menggunakan pupuk kimia, saya harus mengeluarkan uang sampai Rp 15 juta untuk mendapatkan 1,5 ton pupuk NPK. Dengan pupuk organik sebanyak 1,5 ton yang memiliki kandungan sama dengan NPK, saya paling harus mengeluarkan Rp 2,4 juta untuk ongkos pembuatannya,” kata Netty.

Dia kini telah mendapatkan manfaat dari sekali panen jeruknya tahun ini. Menurut Netty, panen jeruk biasa dia lakukan dua kali dalam setahun. Dari hasil panen setelah menggunakan pupuk organik, ada peningkatan produksi sekitar 20 persen.

”Kalau dulu dengan pupuk kimia, hasil panen jeruk untuk lahan seluas satu hektar 50 ton. Sekarang dengan pupuk organik, satu hektar bisa menghasilkan 60 ton jeruk,” katanya.

Netty mengungkapkan, perubahan fisik paling mencolok setelah dia menggunakan pupuk organik adalah tekstur tanaman. Saat menggunakan pupuk kimia, setelah pemupukan tekstur tanah mengeras dan dia harus kembali menggemburkan tanah jika mau melakukan pemupukan lagi. Kini, dengan menggunakan pupuk organik, tekstur tanah, lanjut Netty, bisa gembur sendiri.

”Hal ini tentu mengurangi pekerjaan,” katanya.

Pelatihan pemakaian pupuk organik yang dilakukan Puskopdit Sumut, kata Robinson, meliputi cara pembuatan hingga mempersiapkan pemasaran produk pertanian organik. Robinson mengatakan, Puskopdit Sumut masih cukup kesulitan mengubah tradisi petani menggunakan pupuk kimia ke pupuk organik.

”Kesulitannya karena petani sudah sangat tergantung menggunakan pupuk kimia. Belum lagi mereka juga masih khawatir bagaimana memasarkan hasil pertanian organik mereka,” katanya.

Namun, Robinson yakin bakal semakin banyak petani di Sumut yang menggunakan pupuk organik.

”Dua tahun terakhir, pupuk kimia nonsubsidi harganya semakin mahal, sementara pupuk bersubsidi menghilang di pasaran. Satu-satunya cara petani bisa kembali melakukan aktivitasnya ya dengan menggunakan pupuk organik,” ujarnya.

Pupuk organik dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik, antara lain, adalah pupuk kandang, kompos, gambut, rumput laut, dan guano.

Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang, seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu, ke dalam golongan pupuk organik.

Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik, misalnya, adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan.

Pupuk organik cair, antara lain, adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, dan fermentasi tumbuh-tumbuhan. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. (BIL)

analisis pupuk organik dari kotoran domba

BIBIT TERNAK,DAGING DOMBA MUDA, AQIQAH,KURBAN& PELATIHAN

Jumat, 2007 September 07

Produksi Pupuk Organik



Terimakasih diucapkan kepada saudara Chriss selaku manajer perkebunan Villa Domba yang telah memberikan informasi menarik ini sehingga dapat diketahui para pembaca Blog sekalian. Semoga ini akan bermanfaat khususnya dalam meningkatkan nilai pendapatan produksi ternak dari limbah kotoran yang dihasilkan.

Berikut akan diuraikan data mengenai Biaya Produksi Pupuk Organik yang saat sekarang ini dijadikan perhitungan di lahan peternakan Villa Domba, walaupun pupuk organik Villa Domba – Pukdom itu sendiri masih belum dikomersilkan karena khusus Kebutuhan Lahan perkebunan yang ada…….:-)

Harga larutan Teknologi Bio TRIBA per 1000 ml sebagai biodekomposer dihitung sebesar Rp. 30.000,-. Kotoran Domba dihitung gratis di mana Harga Berlaku di pasaran umumnya adalah Rp. 500,- s.d Rp. 1.000,- per Kg. Dengan demikian maka Biaya Produksi yang dialokasikan adalah hanya Rp. 30.000,- untuk 1000 ml larutan Teknologi Bio TRIBA.

Larutan Teknologi Bio TRIBA per 1000 ml dapat digunakan untuk Pengolahan 2000 Kg Kotoran Domba. Peralatan pendukung yang dibutuhkan adalah, Mulsa Plastik, Cangkul Garpu, Embrat, Ayakan dan Sekop dengan Nilai Investasi Awal kurang lebih Rp. 210.000,-.

Upah Tenaga Kerja per orang adalah Rp. 20.000,- di mana diperlukan 3 orang tenaga kerja sehingga biaya upah yang dialokasikan adalah Rp. 60.000,- per 1 kali pembuatan (pengolahan) untuk 2000 Kg Kotoran Domba menjadi Pupuk Organik.

Total Biaya Produksi sehingga dapat dihitung Rp. 30.000,- ditambah Rp. 60.000,- yaitu sebesar Rp. 90.000,- per 1 kali pembuatan (pengolahan) untuk 2000 Kg Kotoran Domba menjadi Pupuk Organik. Setelah 2 minggu proses fermentasi maka Jumlah Kg Pupuk Organik yang dapat diproduksi adalah sebanyak 1400 Kg.

Dengan demikian maka Biaya Produksi per Kg Pupuk Organik dari 2000 Kg Kotoran Domba adalah hanya Rp. 64,- saja (Belum dihitung Biaya Pembelian dan Penyusutan Peralatan, Bangunan, Pengemasan dan Biaya lainnya). Cukup menarik bukan! Coba para pembaca datang ke Kios Bunga dan tanyakan Harga Jual Pupuk Organik di sana!

Lebih menariknya lagi adalah, potensi pasar pupuk organik di pulau Jawa menurut Dr. Ir. Mesak Tombe selaku Penemu Teknologi Bio TRIBA berkisar antara 8 s.d 13 juta ton per tahun. Jagung, Kentang, Kubis dan Cabe merupakan jenis komoditas yang sangat memerlukan nutrisi dari pupuk organik. Hasil Survey di mana Petani tidak menggunakan Pupuk Organik adalah 60% karena tidak yakin efektivitasnya, 59% mutu tidak terjamin dan 64% akibat tidak tersedia di pasaran. Mulailah Beternak & Bertani Organik! Dapat Dagingnya dan dapat juga Pupuknya!

pembuatan pupuk organik

Membuat pupuk organik baik yang powder atau granul tidak sulit tetapi juga tidak mudah. Pupuk organik granul dapat dibuat dalam skala kecil atau pun dalam skala besar. Kalau mau anda pun bisa membuatnya sendiri.

Bahan-bahan untuk membuat pupuk organik granul umumnya terdiri dari dua bahan utama, yaitu:
1.Bahan Organik utama: kompos dan/atau
2.Bahan-bahan tambahan: gambut, fosfat alam (P), dolomit (Mg), kaptan, zeolit, dan lain-lain.


Kompos atau Pupuk Kandang

kompos

kompos

Kompos dan pupuk kandang merupakan bahan baku utama. Kompos bisa dibuat dari bahan-bahan organik apa saja, seperti: sampah organik, sisa jerami, sisa tanaman, limbah agroindustri dan lain-lain. Pupuk kandang sebenarnya juga kompos, tetapi bahan baku dasarnya adalah kotoran ternak. Semua kotoran ternak dapat dibuat pupuk kandang, seperti kotoran sapi, kotoran ayam, kotorang kambing, bahkan kotoran manusia juga bisa. Yang perlu diperhatikan adalah semua bahan-bahan ini harus dikomposkan terlebih dahulu. Bahan-bahan organik yang masih ‘mentah’ tidak bisa dijadikan sebagai bahan baku pupuk organik.

Bahan lain yang cukup mudah diperoleh adalah humus yang ada di penampungan-penampungan sampah. Umumnya sampah-sampah sudah ditampung selama bertahun-tahun. Sampah-sampah organik telah mengalami dekomposisi. Humus ini dapat diambil dan dijadikan sebagai bahan baku pupuk organik. Masalahnya humus ini bercampur dengan sampah-sampah non organik yang perlu dipisahkan terlebih dahulu. Masalah berikutnya adalah kemungkinan terkontaminasi logam berat atau bahan-bahan beracun lainnya.

Bahan kompos atau pupuk kandang dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana: dijemur. Dapat juga dengan dikeringkan menggunakan mesin pengering. Hanya saja cara ini perlu dipertimbangkan biayanya, karena menggunakan bahan bakar solar atau minyak tanah. Pengeringan dilakukan sampai kadar air kompos di bawah 15%.

Kompos yang sudah kering selanjutnya dihaluskan. Tingkat kehalusan yang baik untuk pembuatan granul adalah 80 – 100 mesh. Penghalusan kompos menggunakan hammer mill (mesin penepung) atau mesin cacah. Di bagian ujung mesin itu diberi saringan ukuran 80 – 100 mesh.

mesin_cacah02
Contoh mesih penghalus kompos seperti gambar di bawah ini. Mesin ini bukan seperti mesin cacah kompos biasa. Mesin ini didesain secara khusus agar dapat menghaluskan kompos dengan cepat dan hasilnya halus. Meskipun tampaknya kecil, mesin ini kapasitasnya 2 ton kompos kering per hari.


Fosfat Alam

Fosfat alam merupakan salah satu pupuk fosfat alami karena berasal dari bahan tambang. Fosfat alam mengandung fosfat yang sangat bervariasi. Fosfat alam yang bagus mengandung fosfat alam (P2O5) lebih dari 30%. Umumnya kandungan fosfat alam sangat rendah bahkan kurang dari 20%. Fosfat alam yang baru ditambang ada yang berupa batuan yang keras dan ada juga yang lunak.

Jika akan menggunakan fosfat alam sebaiknya diteliti dahulu kandungan fofatnya. Saran selalu mengirimkan sampel fosfat alam ke lab untuk setiap pengiriman fofat alam. Khususnya jika fosfat alam yang berasal dari dalam negeri, karena kandungan fosfatnya sangat bervariasi. Jangan sampai anda dikomplain karena kandungan fosfatnya kurang dari spek.

Jika memungkinkan pesan fosfat alam dengan tingkat kehalusan 80 – 100 mesh. Tetapi kadang-kadang orang juga menjual fosfat alam yang kasar jadi perlu dihaluskan terlebih dahulu. Menghaluskan fofat alam bisa menggunakan hammer mill atau mesin penepung.


Dolomit

Dolomit adalah salah satu sumber hara Mg yang juga alami. Dolomit mirip dengan fosfat alam dan sering ditemukan di tambang yang berdekatan. Dolomit juga dipesan dengan kehalusan 80 – 100 mesh.


Kaptan

Kaptan lebih sangat mirip dengan dolomit. Kaptan tidak memiliki hara makro. Penggunaan kaptan lebih banyak sebagai bahan pengisi dan untuk meningkatkan pH.


Gambut

Gambut merupakan sumber bahan organik selain kompos. Gambut bereaksi lebih masam daripada kompos. Gambut juga tersedia melimpah dan mudah didapat. Gambut sebaiknya dipilih gambut yang tua. Seperti bahan baku yang lain, ukura kehalusan gambut antara 80 – 90 mesh.

gambut
Penambangan gambut


Zeolit

Zeolit bukan merupakan sumber hara utama, tetapi zeolit memiliki sifat khusus yang dapat meningkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah.


Bahan Tambahan Lain

Untuk meningkatkan kualitas pupuk organik dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan-bahan pengaya lain, seperti: ekstrak tanaman tertentu, bahan-bahan hasil fermentasi, atau pun pupuk organik cair.


Komposisi Bahan

Tidak ada rumus baku untuk membuat pupuk organik granul. Umumnya kompos merupakan bahan utama dengan komposisi lebih dari 60%. Sisanya adalah bahan-bahan tambahan lain. Ukuran 80 – 100 mesh adalah ukuran untuk pupuk organik granul. Tetapi jika pupuk organiknya bukan granul ukuran ini bisa diabaikan.


Buat Sendiri Aja

Meramu pupuk organik tidak sesulit yang diduga. Meskipun sekarang banyak dijual pupuk organik, alangkah baiknya jika membuat sendiri pupuk organik tersebut. Petani-petani yang cukup memilikimodal dapat membuatnya sendiri. Petani yang kurang modal bisa patungan untuk membuatanya, misalnya melalui kelompok tani atau gapoktan.

Untuk membuat pupuk granul lihat di posting berikut ini:
Membuat Pupuk Granul
granul

4 Tanggapan ke “Membuat Pupuk Organik Sendiri”

  1. Membuat Pupuk Organik Granul « isroi Berkata:

    [...] Pupuk Organik Granul Pupuk Organik Granul Baca juga: membuat pupuk organik sendiri Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, table, pelet, briket, [...]

  2. Video Pembuatan Granul dengan Pan Granulator « isroi Berkata:

    [...] Video Pembuatan Granul dengan Pan Granulator Saya mencoba mengabadikan proses pembuatan pupuk organik granul dengan pan granulator. Video ini dibuat dengan kamera seadanya dan pencahayaan seadanya. Jadi gambarnya kurang begitu jelas. Meskipun begitu, saya harap video ini masih bermanfaat untuk mengetahui cara membuat pupuk organik granul. Baca ini juga: Membuat Pupuk Granul | Membuat Pupuk Organik Sendiri [...]